Kembali mengamati euforia siswa
SMA yg baru saja memperoleh hasil SNMPTN. Gemuruh bahagia mereka, kutahu betul
perasaan bahagia-nya tatkala kuingat 5 tahun yg lalu, aku adalah mereka yg juga
berbahagia.
Aku dahulu seorang visioner yang
sangat mendambakan kampus ITB sebagai masa depanku. Betul aku mampu meraihnya. Hingga
kini ku resmi menjadi seorang Sarjana dari kampus Ganesha. Dengan gelar S. Si
yang kuperoleh dari studiku di prodi Kimia ITB.
Tapi inilah titik beratku.
Aku menerawang kembali ke
belakang. Saat-saat aku berjaya di SMA. Mengapa dulu tak kupahami apa minat dan
bakatku?
Kini aku melulu berkutat pada
pikiran tentang mimpiku. Aku ingin menjadi seorang Master di bidang Akuntansi.
Kalian pasti pahamkan, antara
Kimia dan Akuntansi sangat jauh sekali?
Ya, memang. Sehingga paham lah
kalian tentang bagaimana aku di jurusan ketika kuliah?
Tak perlu kuceritakan panjang
lebar mengenai hal itu. Kalian pasti paham maksudku.
Tapi yang perlu ku garisbawahi,
aku berhasil lulus dengan selamat, tepat waktu dengan nilai yang cukup. Tidak buruk.
Siang ini aku berkelana dengan
pikiran-pikiranku. Bagaimana jika aku mengambil S1 lagi? Untuk memenuhi
hasratku untuk menjadi seorang Master Akuntan.
Ah, tapi rasanya umurku sudah
terlalu jauh untuk kembali sekolah S1 untuk 4 tahun kedepan. Bisa-bisa saat
nanti aku mencari kerja, umurku sudah terlalu expired untuk dipertimbangkan oleh suatu company.
Kembali dengan anganku.
Aku berkhayal, andai saja 5 tahun
lalu kuperjuangkan kampus UI/UGM/UNPAD dengan jurusan Akuntansi-nya.
Mungkin 4
tahun waktu belajarku dihabiskan dengan rasa penasaran yang terus-menerus
terkait program studiku.
Aku menjadi seorang pembelajar yg haus akan ilmu
disana. Aku habiskan waktuku untuk terus berpikir dan berambisi untuk menjadi
Mahasiswa berprestasi di kampus.
Ini sangat berbeda sekali dengan masa kuliahku di Kimia. Aku hanya
menjadi seorang pembelajar formalitas yang memaksakan diri belajar hanya karena
supaya bisa lulus mata kuliah. Tidak masalah nilai C sekali pun.
Dan mungkin masa-masa saat ini (pasca
kelulusan S1 a.k.a Fresh Graduate), kuhabiskan
waktuku untuk menjadi seorang pemburu beasiswa S2 ke Universitas di Eropa. Mungkin.
Rasanya Jauh sekali dengan diriku sekarang. Tak ada hasrat untuk melanjutkan studi dengan bidang yang paralel
dengan background S1-ku. Tapi ambisi
untuk melanjutkan studi ke Eropa melulu masih menggebu di pikiran.
***
Di ruang kerja ini. Tempat dimana
saat ini ku berkutat dengan layar komputer di meja kerjaku. Aku masih membayangkan
diriku adalah seorang professional
accountant yang sedang sibuk mensupport
suatu bisnis perusahaan dengan kemampuan handalku.
Ya. Aku membayangkan diriku
menjadi seorang Akuntan. Yang kelak diperebutkan banyak pihak karena
reputasi-ku.
Tapi itu semua semu. Aku bukanlah
seorang lulusan Akuntan. Ilmu-nya pun aku tak punya.
Hanya sebatas angan. Dan hanya
membayangkan.
Khayalanku terbangun. Dan kembali
aku menyadari, bahwa aku adalah seorang Sarjana
Sains dari kampus ITB.