Rabu, 18 April 2018

Daydreaming

Kembali mengamati euforia siswa SMA yg baru saja memperoleh hasil SNMPTN. Gemuruh bahagia mereka, kutahu betul perasaan bahagia-nya tatkala kuingat 5 tahun yg lalu, aku adalah mereka yg juga berbahagia.

Aku dahulu seorang visioner yang sangat mendambakan kampus ITB sebagai masa depanku. Betul aku mampu meraihnya. Hingga kini ku resmi menjadi seorang Sarjana dari kampus Ganesha. Dengan gelar S. Si yang kuperoleh dari studiku di prodi Kimia ITB.

Tapi inilah titik beratku.

Aku menerawang kembali ke belakang. Saat-saat aku berjaya di SMA. Mengapa dulu tak kupahami apa minat dan bakatku?
Kini aku melulu berkutat pada pikiran tentang mimpiku. Aku ingin menjadi seorang Master di bidang Akuntansi.

Kalian pasti pahamkan, antara Kimia dan Akuntansi sangat jauh sekali?
Ya, memang. Sehingga paham lah kalian tentang bagaimana aku di jurusan ketika kuliah?
Tak perlu kuceritakan panjang lebar mengenai hal itu. Kalian pasti paham maksudku.
Tapi yang perlu ku garisbawahi, aku berhasil lulus dengan selamat, tepat waktu dengan nilai yang cukup. Tidak buruk.

Siang ini aku berkelana dengan pikiran-pikiranku. Bagaimana jika aku mengambil S1 lagi? Untuk memenuhi hasratku untuk menjadi seorang Master Akuntan. 
Ah, tapi rasanya umurku sudah terlalu jauh untuk kembali sekolah S1 untuk 4 tahun kedepan. Bisa-bisa saat nanti aku mencari kerja, umurku sudah terlalu expired untuk dipertimbangkan oleh suatu company.

Kembali dengan anganku.

Aku berkhayal, andai saja 5 tahun lalu kuperjuangkan kampus UI/UGM/UNPAD dengan jurusan Akuntansi-nya. 
Mungkin 4 tahun waktu belajarku dihabiskan dengan rasa penasaran yang terus-menerus terkait program studiku. 
Aku menjadi seorang pembelajar yg haus akan ilmu disana. Aku habiskan waktuku untuk terus berpikir dan berambisi untuk menjadi Mahasiswa berprestasi di kampus.
Ini sangat berbeda sekali dengan masa kuliahku di Kimia. Aku hanya menjadi seorang pembelajar formalitas yang memaksakan diri belajar hanya karena supaya bisa lulus mata kuliah. Tidak masalah nilai C sekali pun.
Dan mungkin masa-masa saat ini (pasca kelulusan S1 a.k.a Fresh Graduate), kuhabiskan waktuku untuk menjadi seorang pemburu beasiswa S2 ke Universitas di Eropa. Mungkin.

Rasanya Jauh sekali dengan diriku sekarang. Tak ada hasrat untuk melanjutkan studi dengan bidang yang paralel dengan background S1-ku. Tapi ambisi untuk melanjutkan studi ke Eropa melulu masih menggebu di pikiran.
        
                                                 ***

Di ruang kerja ini. Tempat dimana saat ini ku berkutat dengan layar komputer di meja kerjaku. Aku masih membayangkan diriku adalah seorang professional accountant yang sedang sibuk mensupport suatu bisnis perusahaan dengan kemampuan handalku.
Ya. Aku membayangkan diriku menjadi seorang Akuntan. Yang kelak diperebutkan banyak pihak karena reputasi-ku.

Tapi itu semua semu. Aku bukanlah seorang lulusan Akuntan. Ilmu-nya pun aku tak punya.

Hanya sebatas angan. Dan hanya membayangkan.

Khayalanku terbangun. Dan kembali aku menyadari, bahwa aku adalah seorang Sarjana Sains dari kampus ITB.


Rabu, 12 Oktober 2016

My Prince

When you close with someone who evidently has similarity with your lackness.
And long time ago, I ever thought about my future couple’s thinking about my deficiency, would he receipt all my inability?
With all my imperfect background, my behavior, my attitude, my around life, and all many others imperfect in my self.
In past, I did too much thinking about my real man someday. 
My worried how if He couldn’t love me sincerely. 
My worried if I fancied to the wrong man who come and go easily and just measure me just because my well-looking. 
My worried if that man couldn’t love  my mom and dad like I did. And all other fears took turns in my mind. 
Then I decided to not care at all anymore. I decided to forget about man.

And then, one day I found my diamond. 
I found the man who success threw away my doubtness. I found him like my half self.
And it was very exciting when you found parts of yourself in someone else. And that was him.
I just want to lean on his shoulder. Arm in arm with him everytime I remembered his self. 
He everlastingly guard me as best he could do. Really, I feel like I found my prince currently. 
And my favorite song (tittle : Someday my prince will come) has successfully answered my question : now, my Prince has been come since He offered his life to me seriously. I love you.


Sabtu, 10 September 2016

All my pieces heart have been filled by your love.

I Love You, Anyway. No doubt.

Sabtu, 06 Agustus 2016

Jawaban-Nya

Jadi, apakah ini yg dinamakan suatu jawaban?

Jutaan detik aku pernah menanti seseorang disana, tetap nihil. Hingga akhirnya pun kusadar, bukan dia orangnya. Hatinya tidak akan pernah memilih aku yang dulu pernah ada.

Lain hal, berbagai orang pernah menawar, tak sekilas pun aku menoleh. Tak ada chemistry, bagiku. Tetap kudiam saja tak berhasrat untuk merubah keadaan.


Lalu, dia datang suatu hari hanya dengan sapaan klise. Dan mampu membuatku bergeming curiga. Menarikku pelan-pelan tanpa sadar bahwa kini aku mulai antusias dengannya.
Ia yang sedetikpun tak pernah terlintas dalam pikiran sebelumnya. Sederet nama masa lalu yg pernah kukenal dan hanya sedikit informasi yang kutahu tentangnya.

Ah, tapi tetap saja perasaanku kali ini memang beda. Sepertinya dia. Iya, dia orangnya. Seseorang yg dikirimkan justru ketika diriku sama sekali tidak tertarik menoleh pada siapapun saat itu.

Mudah sekali Allah menjatuhkan hatiku padanya. Mungkin, dia jawaban doaku yang terdahulu. 

Minggu, 17 April 2016

Kalian tahu,
Perasaan paling gusar yang harus kualami kemarin,
adalah saat harus maju menghadapi suatu kenyataan
Untuk kembali berhadapan dengan satu nama yang harusnya sudah berhasil kukubur dalam-dalam

Dan kalian tahu,
Rasanya aku harus berani menghadapi, bagaimana aku harus mampu menjadi seseorang yang berjiwa besar kepada siapapun
Termasuk kamu

Self Motivation

Habiskanlah waktu luangmu untuk mempelajari hal baru. Menambah pengalaman, keahlian, dan pengetahuan di luar pendidikan formalmu. Banyak hal yang bisa kau asah. Menciptakan bakat baru. Mengasah hobi lama. Atau membangun jaringan baru dengan lingkungan sekitarmu. Karena keahlianmu bisa kau kembangkan tidak hanya melalui latar pendidikan formalmu. Teruslah berimajinasi dan beraksi. Berjalanlah. Majulah. Temui dan resapi hal baru yang kau temukan disana. Berselancarlah sampai jauh. Hingga kau berhasil menemukan siapa dirimu sebenarnya. Tebarlah banyak-banyak kebaikan untuk setiap orang yang kau temui. Bagiku pun, semua tak ada yang kebetulan. Meski saat itu yang kau lalui atau temui merupakan hal yang paling tidak bernilai sekalipun.

Sia-sia lah jika waktu luang hanya kau habiskan untuk menonton ratusan drama seri Korea ataupun mengikuti trend perfilman yang akan rilis esok hari dan esok-esoknya kemudian. Karena jika kau ingin memenuhi dan mengikuti kesemuanya, mereka tak akan pernah berhenti. Mereka akan terus bermunculan hingga kau sadar bahwa waktu dan  materimu telah banyak kau keluarkan untuk itu semua. Sekali-kali tak apa,  tapi jangan kau biarkan prinsipmu goyah hanya karena cerita roman picisan dari sebuah drama kehidupan yang terkadang jalan ceritanya tak akan mampu kau temukan di kehidupan nyata. Bagiku, semua hanya ilusi. Suatu impian yang sia-sia jika kau ingin meraihnya sesempurna cerita drama tersebut.  Jangan kau biarkan dirimu hanyut terbawa perasaan hanya karena cerita fiktif belaka. Biarkan pikiranmu terkuras hanya untuk memikirkan masa depan terbaik yang ingin kau jalani nantinya di kehidupanmu.

Bersederhanalah dalam hal apapun. Biasakan hidup apa adanya dan tidak melulu mengikuti dan meniru kehidupan orang lain. Karena aku, kau, dan mereka berbeda. Kita unik pada jalannya masing-masing. Jangan biarkan kau mengasihani dirimu dan meratapi segala masalah yang kau miliki. Hadapi dan selesaikanlah. Karena pilihanmu saat itu hanya satu. Hadapi itu semua. Jangan juga kau biarkan dirimu merana hanya karena sebuah cinta. Jagalah baik-baik perasaanmu. Walau telah seribu kali orang tersebut  terpaut dengan wanita maupun lelaki lain sekalipun, kelak jika ia memang benar jodohmu, Tuhan akan mengembalikannya untukmu pada waktu yang tepat. Teruslah perbaiki dirimu hari ini, esok hari, dan seterusnya. Berusahalah sewajarnya untuk meraih cinta manusia. Karena usaha terbaik sesungguhnya adalah dengan mendoakan dan mendekati Sang Penciptanya.


Berkaryalah sebaik dan sebanyak mungkin yang kau mampu. Walau saat ini mungkin kau merasa menjadi seseorang yang paling payah di dunia. Tetaplah lakukan tugasmu sebaik mungkin. Karena suatu karya terbaik tidak bisa dibentuk hanya oleh satu kali pembuatan. Ia butuh banyak polesan, diasah, dan terus diperbaiki hingga akhirnya kau berhasil menyadari, bahwa ternyata kau mampu menoreskan suatu karya terhebat dalam hidupmu. 

-Untuk diriku yang tak kan kubiarkan ia bersedih.-

Mencoba Lupa Sejenak

Baru beberapa waktu lalu aku kembali menemukan pelajaran baru. Tentang pelajaran kehidupan dari sisi berbeda. Ternyata baru kusadar, jika aku mampu  berinteraksi dengan sangat baik bahkan untuk banyak orang yang usianya jauh melebihi usiaku sekarang. Mencoba lupa, bahwa saat ini aku masih menjadi seorang pelajar. Mencoba menyelami pola pikir dan karakter mereka untuk kelak di masa depan dapat kugunakan dan pilah yang baik dari mereka.

Kepada para ibu, bapak, dan segenap rekan disana. Terima kasih telah mengenalkanku tentang sisi kalian yang belum pernah kubayangkan sebelumnya. Ternyata untuk menjadi dewasa dan bijaksana tidak selalu terpaut akan usia. Setidaknya kini kutahu, dengan elemen apapun ternyata aku bisa masuk dan belajar disana jika mau membuka diri dengan sepenuh hati  sebelumnya.